Indo2Global.com – Raksasa teknologi asal Cupertino, Apple, dikabarkan berencana menanamkan investasi sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun di Indonesia. Namun, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa angka tersebut dinilai belum memadai.
“Dalam pandangan kami di Kemenperin, USD 1 miliar itu tidak cukup,” ujar Agus usai bertemu dengan perwakilan Apple di Kantor Kementerian Perindustrian pada Selasa (7/1/2025). Meski begitu, Agus tidak menyebutkan angka investasi yang dianggap ideal agar iPhone 16 dapat dijual di Indonesia. Ia memastikan bahwa proposal investasi dari Apple saat ini tengah dikaji oleh tim Kemenperin yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta.
Empat Prinsip Investasi Berkeadilan
Dalam pertemuannya dengan Vice President of Global Policy Apple, Nick Amman, Agus menegaskan pentingnya empat prinsip berkeadilan untuk memastikan investasi Apple memberikan manfaat yang optimal bagi Indonesia. Pertama, ia meminta agar investasi Apple di Indonesia setara dengan investasi mereka di negara lain seperti India dan Vietnam. Kedua, Agus membandingkan investasi Apple dengan produsen teknologi lain seperti Samsung, Huawei, dan Xiaomi di Indonesia.
Prinsip ketiga, menurut Agus, adalah nilai tambah yang diciptakan dari investasi tersebut, termasuk kontribusi terhadap pemasukan negara. Prinsip terakhir, yang dianggap paling penting, adalah penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia.
“Kami tetap menjaga regulasi yang berkaitan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Prinsip keadilan ini menjadi perhatian utama kami,” jelas Agus.
Baca juga: Acara Retrospeksi Kecelakaan di Bundaran HI, Kakorlantas Polri Serukan Zero Accident
Tahap Awal dan Pembangunan Pabrik di Batam
Selain bertemu Menperin, perwakilan Apple juga menemui Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, pada hari yang sama. Dalam pertemuan tersebut, dibahas rencana Apple membangun pabrik AirTag di Batam dengan investasi tahap awal sebesar USD 1 miliar. Rosan menyebut bahwa pemerintah akan terus mengundang vendor-vendor lain untuk meningkatkan nilai investasi Apple di Indonesia.
“Kami berharap nilai investasi ini terus meningkat, sebagaimana yang terjadi di negara-negara ASEAN lainnya. Misalnya, Thailand memiliki lebih dari 23 vendor, sementara Vietnam memiliki lebih dari 30 vendor,” ungkap Rosan.
Rosan juga mengungkapkan bahwa Apple telah memilih lokasi tanah di Batam untuk pembangunan pabrik tersebut. Pabrik ini ditargetkan selesai pada awal tahun 2026 dan diperkirakan akan menyerap 2.000 tenaga kerja. Selain itu, 65% kebutuhan global AirTag Apple akan diproduksi di pabrik tersebut.
“Pembangunan akan dimulai segera tahun ini, dan targetnya awal 2026 sudah selesai,” tambah Rosan.
Meskipun diskusi antara Kemenperin dan Apple telah berlangsung, Agus menegaskan bahwa belum ada kepastian kesepakatan. “Tidak ada batas waktu yang kami tetapkan. Kesepakatan bisa terjadi kapan saja, baik hari ini, besok, atau bahkan bulan depan,” kata Agus.
Sikap pemerintah Indonesia mencerminkan upaya untuk memastikan bahwa investasi ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara.