Indo2global.com – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kembali mengeluarkan resolusi terkait konflik yang berkepanjangan antara Israel dan kelompok Hamas di Gaza. Resolusi ini diinisiasi oleh Amerika Serikat (AS) dan mengusulkan gencatan senjata di Gaza. Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, pada Senin, 10 Juni 2024, resolusi ini mendapat dukungan dari 14 anggota, sementara Rusia memilih abstain.
Resolusi tersebut menyambut baik proposal gencatan senjata terbaru dan menyatakan bahwa Israel telah setuju untuk menghentikan serangan, serta menyerukan agar Hamas juga menyepakati gencatan senjata tersebut. Resolusi ini mendesak kedua pihak untuk sepenuhnya melaksanakan semua ketentuan tanpa penundaan dan tanpa syarat.
Sebelumnya, AS telah menggunakan hak vetonya di PBB untuk melindungi Israel dari berbagai kecaman internasional. Tercatat, AS telah mengajukan tiga veto terhadap seruan gencatan senjata di masa lalu. Tidak hanya itu, pemerintah Washington juga memblokir beberapa amandemen yang menyerukan penghentian perang antara Israel dan Hamas. Upaya untuk mengajukan resolusi serupa oleh Rusia pada Desember 2023 juga mengalami kebuntuan.
Namun, ketegangan baru muncul antara AS dan Israel mengenai tindakan yang diambil pemerintah Zionis dalam konflik di Jalur Gaza. Dalam beberapa kesempatan, AS menunjukkan kekecewaannya terhadap Israel di PBB. Pada Maret 2024, AS memilih abstain dalam pemungutan suara di DK PBB yang menyerukan gencatan senjata selama bulan Ramadan. Namun, pada akhir Mei 2024, Presiden Joe Biden meluncurkan inisiatif baru untuk mengamankan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.
“Resolusi ini merupakan langkah penting dalam upaya kami untuk menghentikan kekerasan dan memastikan keselamatan warga sipil di Gaza,” ujar Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB, setelah pemungutan suara. “Kami mendesak kedua belah pihak untuk mematuhi resolusi ini demi perdamaian yang lebih luas di kawasan.”
Meskipun begitu, Rusia yang abstain dalam pemungutan suara tersebut menyampaikan pandangannya. Vasily Nebenzya, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan, “Kami mendukung penghentian kekerasan, tetapi resolusi ini tidak sepenuhnya mencerminkan situasi di lapangan dan kebutuhan untuk solusi yang adil dan menyeluruh.”
Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan eskalasi terbaru terjadi pada awal 2024. Serangan udara Israel di Gaza dan serangan roket Hamas ke wilayah Israel telah menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan di kedua belah pihak. Masyarakat internasional terus menyerukan gencatan senjata dan solusi damai, namun ketegangan tetap tinggi.
AS, sebagai salah satu sekutu terdekat Israel, kerap menghadapi kritik internasional atas dukungannya yang dianggap berlebihan terhadap Israel. Namun, perubahan sikap terlihat ketika AS mulai menunjukkan kekecewaan terhadap beberapa tindakan Israel di Gaza. Langkah AS yang abstain dalam beberapa pemungutan suara di PBB menunjukkan adanya pergeseran kebijakan dalam menanggapi konflik tersebut.
Di sisi lain, Rusia dan beberapa negara lain terus mendorong resolusi yang lebih keras terhadap Israel. Namun, upaya mereka seringkali terhalang oleh veto AS. Ketegangan geopolitik ini memperumit upaya untuk mencapai perdamaian yang langgeng di Timur Tengah.
Adopsi resolusi terbaru ini memberikan harapan baru bagi penghentian kekerasan di Gaza. Masyarakat internasional berharap bahwa kedua belah pihak dapat segera mematuhi gencatan senjata dan membuka jalan bagi dialog damai. Resolusi ini juga menyoroti peran penting DK PBB dalam mengatasi konflik internasional dan upaya diplomasi yang terus dilakukan oleh berbagai negara anggota.
Namun, tantangan tetap ada. Pelaksanaan gencatan senjata yang efektif memerlukan komitmen dan kesediaan dari kedua belah pihak untuk berkompromi dan menghormati hak-hak kemanusiaan. Selain itu, upaya rekonstruksi dan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang terdampak perang juga harus menjadi prioritas.
“Situasi di Gaza sangat kritis dan memerlukan perhatian serta tindakan segera dari komunitas internasional,” ujar António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB. “Kami akan terus bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa perdamaian dan stabilitas dapat tercapai.”
Resolusi DK PBB ini bukan hanya sekedar dokumen, tetapi merupakan harapan bagi ribuan orang yang terdampak oleh konflik. Masyarakat internasional kini menantikan langkah konkret dari Israel dan Hamas untuk mewujudkan gencatan senjata dan menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Baca juga: Menteri Israel Serukan Penghancuran Total di Gaza, Apakah Kebijakan yang Diperlukan?
Sumber: Liputan6.