Beranda » Aboubakar Cisse Tewas Ditikam di Masjid Prancis, Pelaku Diduga Islamofobia

Aboubakar Cisse Tewas Ditikam di Masjid Prancis, Pelaku Diduga Islamofobia

by christine natalia
0 comment
Aboubakar Cisse Tewas Ditikam di Masjid Prancis, Pelaku Diduga Islamofobia

Indo2global.com – Seorang pemuda Muslim bernama Aboubakar Cisse menjadi korban serangan brutal di sebuah masjid di La Grand-Combe, wilayah Gard, Prancis, pada Jumat (25/4). Pria berusia 20-an tahun tersebut ditikam lebih dari 50 kali oleh seorang pelaku yang diduga memiliki motif kebencian terhadap Islam.

Insiden memilukan ini terjadi ketika Aboubakar Cisse sedang berada sendirian di dalam masjid. Sebelum melakukan penyerangan, pelaku sempat berdoa bersama korban. Namun, situasi berubah tragis ketika pelaku, yang kemudian diidentifikasi sebagai Olivier A, menyerang dengan pisau sambil merekam aksi tersebut menggunakan ponsel.

Dalam video yang diambil, terdengar jelas pelaku mengucapkan hinaan terhadap ‘Allah’, istilah Arab untuk Tuhan. Meski pembunuhan itu sendiri tidak diunggah di media sosial, kamera pengawas masjid berhasil merekam keseluruhan kejadian. Olivier A bahkan menyadari adanya kamera tersebut dan dalam videonya mengatakan, “Saya akan ditangkap, itu sudah pasti.”

Olivier A diketahui lahir di Prancis pada tahun 2004. Ia merupakan seorang pengangguran yang tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya dan bukan penganut Islam. Setelah serangan tersebut, video berdurasi singkat sempat tersebar di media sosial sebelum akhirnya dihapus.

banner

Jasad Aboubakar Cisse baru ditemukan pada pagi harinya oleh jamaah yang datang untuk salat Jumat. Peristiwa ini mengejutkan komunitas setempat. Pada Minggu (27/4), sekitar 1.000 orang berpartisipasi dalam aksi solidaritas mengenang korban di desa La Grand-Combe.

Menanggapi insiden tersebut, Presiden Emmanuel Macron menegaskan bahwa Prancis tidak mentoleransi rasisme dan kebencian berbasis agama. Melalui pernyataannya di platform X, Macron menyatakan, “Kebebasan beribadah tidak boleh diganggu.”

Sikap tegas juga disampaikan Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou. Dalam unggahannya, ia mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk kekejaman Islamofobia dan menyatakan bahwa negara akan memobilisasi seluruh sumber daya untuk menangkap serta menghukum pelaku.

Selain itu, Dewan Umat Muslim Prancis (CFCM) mengungkapkan rasa ngeri atas serangan ini. Mereka mendesak komunitas Muslim di Prancis untuk meningkatkan kewaspadaan. Dukungan serupa disampaikan oleh Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi Prancis (CRIF), yang menilai pembunuhan tersebut sebagai kejahatan keji yang mengusik hati nurani bangsa.

Jaksa regional Abdelkrim Grini mengungkapkan bahwa motif Islamofobia menjadi fokus utama dalam penyelidikan. Namun, ia juga membuka kemungkinan adanya faktor lain berdasarkan temuan yang diperoleh penyidik. Menurut Grini, pelaku dianggap berpotensi menimbulkan ancaman lebih besar bila tidak segera ditangkap.

Tragedi ini kembali menyoroti meningkatnya kekhawatiran terhadap serangan bermotif kebencian di Prancis. Meski pemerintah telah menyatakan komitmennya untuk melindungi kebebasan beragama, insiden ini memperlihatkan bahwa tantangan terhadap toleransi masih menjadi persoalan nyata.

Saat ini, proses hukum terhadap Olivier A tengah berlangsung, dengan penyidik berusaha mengungkap seluruh latar belakang dan motif sebenarnya dari aksi kekerasan tersebut. Sementara itu, masyarakat di La Grand-Combe dan sekitarnya masih berduka atas kehilangan yang tragis ini.

You may also like

Leave a Comment

Soledad is the Best Newspaper and Magazine WordPress Theme with tons of options and demos ready to import. This theme is perfect for blogs and excellent for online stores, news, magazine or review sites.

Buy Soledad now!

Edtior's Picks

Latest Articles

u00a92022u00a0Soledad.u00a0All Right Reserved. Designed and Developed byu00a0Penci Design.